Seperti yang diketahui, setiap tahunnya, muncul hampir judul beratus  game online di Korea Selatan. Namun tidak semua game tersebut laku di  pasaran Korsel, lantaran beberapa konten di dalamnya memang tidak sesuai  dengan selera gamer Korsel. Tetapi hal itu tidak menentukan apakah  game-game tersebut tidak akan sukses juga di luar Korea Selatan.  Beberapa game yang kurang populer di Korsel justru menjadi blockbuster  dan game yang paling banyak dimainkan di berbagai negara. 
Valiant Online
Game ber-genre Action MMORPG keluaran Mgame, Valiant Online, telah  memulai tahap OBT pada bulan Januari lalu di Korea Selatan. Game ini  menampilkan grafis yang menawan, rentetan aksi-aksi yang terkoordinir  dengan baik serta konten-konten yang unik. Namun dengan berbagai  kelebihan tersebut, Valiant Online gagal mendapatkan pengakuan dari para  gamers Korsel. Beberapa judul blockbuster seperti TERA dan ArcheAge  seakan "menutupi" keberadaan game ini. 
Untungnya Valiant Online yang gagal di Korea Selatan tidak mendapat  respon yang sama oleh pasar Asia lainnya. Game yang telah diekspor ke  Taiwan dan Filipina ini telah sukses mendapatkan pengakuan dari para  gamers di sana. Bahkan di Brazil game ini menjadi salah satu game yang  paling banyak pemain terdaftarnya selain World Of WarCraft. Game ini  juga telah diekspor ke Turki baru-baru ini dan telah mendapatkan respon  yang bagus.
Battery Online
Game MMO FPS keluaran Webzen ini telah memulai tahap open beta di  Korea Selatan pada akhir tahun kemarin. Game ini sempat menjadi game  yang paling sering diunduh di Korea Selatan pada kurun waktu OBT  tersebut. Namun game yang mengedepankan "high-tech" sebagai nilai  jualnya kini sudah banyak ditinggalkan oleh para gamers di Korsel.  Pasalnya, game ini tidak memberikan banyak update, yang akhirnya justru  "high-tech" yang ditawarkan menjadi "stagnan" dan telah dikejar oleh  game-game lain bertema sama.
Tetapi di negara-negara yang gamers-nya termasuk dalam kategori  "gamers tradisional" seperti China dan Thailand justru menyukai  game-game yang tidak terlalu banyak update. Di China, game ini menjadi  game MMO FPS dengan jumlah pemain terdaftar paling banyak. Hal itu juga  terjadi di Thailand, walaupun pelan tapi pasti. Webzen pun memutuskan  untuk menjadikan game ini sebagai salah satu game "andalan" mereka di  pasar Asia Tenggara, yang memang rata-rata gamers-nya adalah gamers  tradisional. Kabarnya game ini akan segera hadir di Indonesia juga suatu  saat nanti. 
Point Blank
Pada saat pertama kali dirilis, game MMO FPS yang dikembangkan oleh  pengembang asal Korea Selatan Zeppeto, Point Blank sudah kalah bersaing  dengan game-game FPS lain yang telah berada di pasaran sebelumnya  seperti Sudden Attack dan Special Force. Sebagai salah satu game FPS  yang "tradisional", game ini kurang disukai oleh para gamer Korsel yang  lebih menyukai game FPS yang penuh dengan "kejutan". Walhasil, Point  Blank kalah bersaing dengan game MMO FPS lain yang bahkan jauh lebih  baru seperti Soldier Of Fortune.
Point Blank telah diekspor ke berbagai negara di berbagai belahan  dunia. Hebatnya, game ini justru menjadi salah satu game MMO FPS yang  paling digemari di luar Korea Selatan. Di Brazil dan di Indonesia, Point  Blank telah "mendominasi" genre MMO FPS di negara-negara bersangkutan.  Di Amerika Utara pun tidak sedikit yang memainkan game ini. Bisa jadi  karena game ini begitu mirip dengan game keluaran Valve, Half-life:  Counter Strike, yang memang mempunyai banyak penggemarnya di  negara-negara tersebut.
Super Dadada
Walaupun bersaing dengan Tales Runner dan Crazy Racing Kart Rider,  game bertema "running" Super Dadada sempat menarik perhatian para gamers  Korsel pada tahap-tahap awal pengembangannya. Hal ini dikarenakan oleh  mode "unik" yang mereka tawarkan, "running+car racing". Namun lambat  laun, gamers Korea Selatan pun meninggalkan game ini. Alasannya  sebenarnya sederhana, yaitu karena elemen balapan yang ada di game ini  terlalu jauh berbeda dibandingkan Crazy Racing Kart Rider yang memang  sudah sangat familiar di kalangan gamers Korsel.
Walaupun begitu, game ini justru banyak diminati oleh para gamers di  Asia Tenggara, khususnya di Thailand. Rata-rata gamers di Asia Tenggara  memang lebih menyukai game-game yang terinspirasi dari anime Jepang,  terutama secara visual. walhasil Super Dadada pun berhasil mendapatkan  penggemarnya dari pasar Asia Tenggara.
Bookmark this post:  | 
0 komentar:
Posting Komentar