Warga Anti-Israel Kian Menjamur Di Seluruh Dunia


WASHINGTON – Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa rezim Israel kehilangan dukungan di kalangan publik Amerika saat bertambah banyaknya warga AS yang mempertanyakan komitmen Tel Aviv terhadap perdamaian.

Survei yang ditunjukkan ke para pemimpin Israel minggu lalu itu dilakukan oleh Stanley Greenberg, seorang pelaku jajak pendapat dan strategis, dan disponsori oleh organisasi pro-Israel Amerika, Israel Project.

Jajak pendapat itu mengungkapkan jumlah rakyat Amerika yang berpikir bahwa AS perlu mendukung AS turun menjadi 51% di bulan Juli dari 58% di bulan Juni dan 63% di bulan Agustus 2010.

Mengenai komitmen Tel Aviv pada perdamaian, hanya 45% dari rakyat Amerika yang disurvei di bulan Juli yang mengatakan bahwa mereka merasa perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu berkomitmen terhadap proses perdamaian Timur Tengah.

Sementara itu, 39% merespon bahwa Netanyahu dan pemerintahannya tidak berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian dengan Palestina.

Temuan itu adalah tantangan serius bagi Netanyahu karena jajak pendapat pada akhir 2007 mengindikasikan bahwa 66% responden Amerika meyakini pemerintahan Israel, yang dipimpin oleh pendahulunya saat itu Ehud Olmert, berkomitmen terhadap perdamaian.

Melakukan survei serupa di negara-negara Eropa, Greenberg mengatakan data itu mencerminkan waktu paling buruk bagi Israel dalam kaitannya dengan opini publik Jerman sejak tahun 2008.

Di Jerman, 50% dari responden mengatakan bahwa mereka memiliki perasaan yang dingin atau tidak senang terhadap Israel, bandingkan dengan 39% yang mengatakan merasa dingin atau sangat dingin terhadap Palestina.

Di Swedia, situasinya serupa dengan di Jerman, dengan 49% mengatakan perasaan mereka terhadap Israel dingin atau sangat dingin.

Di Perancis, mereka yang bersimpati dengan Israel tidak sampai 24% dan jumlah itu dilampaui oleh 31% yang mengatakan bahwa mereka merasa dingin atau sangat dingin terhadap rezim Zionis itu.

Bulan Juni lalu, jurnalis veteran Gedung Putih, Helen Thomas, berhenti dari pekerjaannya setelah terekam kamera video tengah mengatakan "Israel sebaiknya angkat kaki dari Palestina" dan menyarankan orang-orang Israel pulang saja ke Jerman, Polandia, atau Amerika Serikat.

Koresponden veteran Gedung Putih berusia 89 tahun, Helen Thomas, yang meliput semua presiden AS mulai John Kennedy hingga Barack Obama, berhenti pada hari Senin karena kecaman keras terkait pernyataannya tentang Israel.

Thomas, putri seorang imigran Libanon yang menjadi reporter wanita pertama yang meliput dunia politik AS, mengakhiri kariernya setelah meminta maaf atas perkataannya bulan lalu bahwa Israel harus angkat kaki dari Palestina.

Berhentinya Thomas, yang merupakan reporter Gedung Putih dengan masa tugas terlama, diumumkan oleh Hearst Corp, yang menjadi tempat kerja Thomas sebagai kolumnis setelah menghabiskan sebagian besar kariernya dengan United Press International (UPI). (rin/pv/sm)


StumpleUpon DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google Twitter FaceBook

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright 2011 Metal Blogspot - Template by Kautau Dot Com - Editor premium idwebstore