Belakangan ini sebagian warga indoensia merasa berbangga hati dengan terpilihnya Obama si Anak Menteng menjadi orang nomor satu di Amerika, memangnya ada hubungan apa Indonesia harus berbangga diri dengan terpilihnya Obama? Dimana sebenarnya Obama adalah perpanjangan kaki imperialim barat yang berkedok hanya untuk memanfaatkan negara kita menjadi sapi perahannya semakin kuat mencengkram ekonomi negara kita, tapi kita malah merasa bangga dengan hal itu? wah...ini benar-benar harus diluruskan dulu sebelum kita menjadi manusia paling naif di dunia karena mau-maunya selama-lamanya diperbudak negara adidaya yang satu ini.
Ada beberapa kepentingan Imperialisme AS terhadap Indonesia: pertama, Indonesia merupakan sekutu paling penting AS untuk mempertahankan peran hegemoniknya di Asia tenggara dan mengisolasi "perkembangan tak diinginkan" atas Tiongkok di kawasan Asia Timur.
Kedua, Peran hegemonik AS di Asia tenggara juga penting untuk memastikan atau mengamankan kontrolnya terhadap jalur-jalur perdagangan (selat malaka, sunda, Lombok, Makassar, dan laut Cina selatan—jalur perdagangan sangat penting di dunia).
Ketiga, menjaga kepentingan perdagangan dan investasi, mengingat bahwa Indonesia merupakan daerah yang kaya dengan sumber daya, tenaga kerja, dan potensi pasar yang sangat besar. Ingat! Exxon Mobile, salah satu perusahaan yang sudah cukup lama menguras minyak bumi Indonesia, adalah juga donatur Obama.
Terkait komitmen Obama mengenai penyelesaian masalah HAM di Indonesia, inipun harus diuji kebenarannya. Pasalnya, sejak bulan juli lalu, Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates secara resmi telah mengukuhkan normalisasi hubungan militer dua negara melalui kunjungan diam-diam di Jakarta.
Obama juga harus meminta maaf atas nama bangsanya terkait keterlibatan AS dalam penggulingan pemerintahan Bung Karno dan pembantaian massal jutaan orang setelahnya. Obama juga harus meminta maaf atas dukungan militer AS terhadap rejim Soeharto selama puluhan tahun, dimana senjata-senjata itu telah dipergunakan militer Indonesia untuk menghancurkan gerakan rakyat, menghancurkan gerakan perlawanan di Papua dan Aceh, dan melakukan invasi keji di Timor Leste.
Dan, apa yang tidak bisa dilupakan, AS punya dosa besar dalam praktik imperialisme selama puluhan tahun di Indonesia, yang sekarang ini mengambil bentuk kebijakan neoliberalisme. Neoliberalisme telah menjadi "senjata pemusnah massal" yang sangat mengerikan: ratusan juta rakyat Indonesia terperosok dalam kemiskinan, ancaman PHK massal, putus sekolah, biaya kesehatan yang sangat mahal, dan lain sebagainya.
Bookmark this post: |
0 komentar:
Posting Komentar