
Prologue
  Konon, warga Yahudi sudah banyak berdiam di Indonesia sejak zaman  kolonial Belanda, khususnya di Jakarta, tapi tidak ada tanggal yang  pasti kaum Yahudi menetap di Indonesia. Sebuah situs Komunitas Yahudi  dunia mencatat bahwa pada tahun 1850 seorang utusan dari Jerusalem,  Jacob Saphir, yang mengunjungi Batavia (Jakarta), bertemu dengan seorang  pedagang Yahudi dari Amsterdam yang menyebutkan bahwa ada 20 keluarga  Yahudi dari Belanda atau Jerman tinggal di sana, termasuk anggota  pasukan kolonial Belanda.
  Beberapa orang Yahudi juga tinggal di Semarang dan Surabaya.  Mereka punya beberapa hubungan dengan agama Judaisme (ajaran Yahudi).  Atas permintaan Saphir, Komunitas Amsterdam mengirim rabbi yang mencoba  mengorganisasikan jemaah di Batavia dan Semarang. Sejumlah Yahudi dari  Baghdad atau asli orang Baghdad, dan dari Aden juga bermukim di Jawa.  Pada tahun 1921, utusan Zionis dari Israel yang bernama Cohen  memperkirakan bahwa hampir ada 2,000 orang Yahudi yang tinggal di Jawa.
 
 Sebagai catatan, Vereenigde Oostindische Compagnie (Serikat Dagang  India Timur) atau VOC atau Kompeni berdiri pada tahun 1602 dan memegang  hak monopoli dari Kerajaan Belanda untuk menguasai jalur perdagangan di  Asia. VOC adalah Multi-National Company (MNC) pertama di dunia dan juga  perusahaan Multi-nasional pertama yang menerbitkan saham. Selama hampir  200 tahun berkuasa, VOC akhirnya bangkrut dan dibubarkan pada tahun  1800 karena terlilit hutang dan kerusuhan. Akhirnya asset dan  hutang-hutangnya diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. 
  Kembali kepada kisah kaum Yahudi. Yahudi Belanda di Surabaya ada  yang memegang jabatan penting di pemerintahan, dan banyak juga yang jadi  pedagang. Kaum Yahudi yang berasal dari Baghdad membentuk elemen yang  paling orthodox (kolot). Di sana juga terdapat kaum Yahudi asal Eropa  Tengah dan Sovyet Russia, yang jumlahnya meningkat di tahun 1930an. Di  tahun 1939 ada sekitar 2,000 pemukim Yahudi Belanda dan sejumlah Yahudi  stateless (tanpa status kewarganegaraan) yang menjalani hukuman ketika  Jepang menduduki Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, unsur-unsur  Yahudi Belanda mulai mengalami kemerosotan dan populasinya pun berkurang  karena alasan-alasan politik dan ekonomi.
  Ada sekitar 450 orang Yahudi di Indonesia pada tahun 1957, umumnya  kaum Ashkenazim di Jakarta dan kaum Sephardim di Surabaya, komunitas  inilah yang memelihara sebuah sinagoga di sana. Komunitas jumlah  tersebut berkurang menjadi 50 orang di tahun 1963. Ada sekitar 20 orang  Yahudi yang tinggal di Jakarta dan 25 orang di Surabaya pada tahun 1969.  Komunitas ini diwakili oleh the Board of Jewish Communities of  Indonesia (Dewan Komunitas-komunitas Yahudi di Indonesia) yang berkantor  di Jakarta. Pada tahun 1997, tercatat ada sekitar 20 orang Yahudi  tinggal di Indonesia, beberapa dari mereka ada di Jakarta dan beberapa  keluarga Yahudi lainnya yang berasal dari Iraq tinggal di Surabaya dan  memelihara sebuah sinagoge kecil. 
  Pedagang Sukses
  Pada abad ke-19 dan 20 serta menjelang Belanda hengkang dari  Indonesia, ada sejumlah orang Yahudi yang membuka toko-toko di Noordwijk  (kini Jl. Juanda) dan Risjwijk (Jl. Veteran) -- dua kawasan elite di  Batavia kala itu -- seperti Olislaeger, Goldenberg, Jacobson van den  Berg, Ezekiel & Sons dan Goodwordh Company. Di sepanjang Jalan  Juanda (Noordwijk) dan Jalan Veteran (Rijswijk) jejak Zionis-Yahudi juga  ada. Dalam sebuah artikel di sebuah media massa yang terbit di Jakarta,  sejarawan Betawi Alwi Shahab menyebutkan, pada abad ke-19 dan ke-20,  sejumlah orang Yahudi menjadi pengusaha papan atas di Jakarta. Beberapa  di antaranya bernama Olislaegar, Goldenberg dan Ezekiel. Mereka menjadi  pedagang sukses dan tangguh yang menjual permata, emas, intan, perak,  arloji, kaca mata dan berbagai komoditas lainnya. Toko mereka berdiri di  sepanjang Jalan Risjwijk dan Noordwijk. Masih menurut Alwi, pada tahun  1930-an dan 1940-an, jumlah orang Yahudi cukup banyak di Jakarta. Bisa  mencapai ratusan orang. Mereka pandai berbahasa Arab, hingga sering  dikira sebagai orang keturunan Arab. Bahkan Gubernur Jenderal Belanda,  Residen dan Asisten Residen Belanda di Indonesia banyak yang keturunan  Yahudi. 
  Di masa kolonial, warga Yahudi ada yang mendapat posisi tinggi di  pemerintahan. Termasuk gubernur jenderal AWL Tjandra van Starkemborgh  Stachouwer (1936-1942). Sedangkan Abdullah Alatas (75 tahun) mengatakan,  keturunan Yahudi di Indonesia kala itu banyak yang datang dari negara  Arab. Maklum kala itu negara Israel belum terbentuk. Seperti keluarga  Musri dan Meyer yang datang dari Irak. Sedangkan Ali Shatrie (87)  menyatakan bahwa kaum Yahudi di Indonesia memiliki persatuan yang kuat.  Setiap Sabath atau Sabtu, hari suci kaum Yahudi, mereka berkumpul  bersama di Mangga Besar, yang kala itu merupakan tempat pertemuannya.
  Di gedung itu, seorang rabbi, imam kaum Yahudi, memberikan  wejangan dengan membaca Kitab Zabur. Menurut Ali Shatrie, kaum Yahudi  umumnya memakai paspor Belanda dan mengaku warga negara kincir angin.  Sedangkan Abdullah Alatas mengalami saat-saat hari Sabath dimana warga  Yahudi sambil bernyanyi membaca kitab Talmud dan Zabur, dua kitab suci  mereka. Pada 1957, ketika hubungan antara RI-Belanda putus akibat kasus  Irian Barat (Papua), tidak diketahui apakah seluruh warga Yahudi  meninggalkan Indonesia. Konon, mereka masih terdapat di Indonesia meski  jumlahnya tidak lagi seperti dulu. Yang pasti dalam catatan sejarah  Yahudi dan jaringan gerakannya, mereka sudah lama menancapkan kukunya di  Indonesia. Bahkan gerakan mereka disinyalir telah mempengaruhi sebagian  tokoh pendiri negeri ini. Sebuah upaya menaklukkan bangsa Muslim  terbesar di dunia . 
  Dalam buku Jejak Freemason & Zionis di Indonesia disebutkan  bahwa gedung Bappenas di Taman Surapati dulunya merupakan tempat para  anggota Freemason melakukan peribadatan dan pertemuan. Gedung Bappenas  di kawasan elit Menteng, dulunya bernama gedung Adhuc Stat dengan logo  Freemasonry di kiri kanan atas gedungnya, terpampang jelas ketika itu.  Anggota Freemason menyebutnya sebagai loji atau rumah setan. Disebut  rumah setan, karena dalam peribadatannya anggota gerakan ini memanggil  arwah-arwah atau jin atau setan, menurut data-data yang dikumpulkan  penulisnya Herry Nurdi, Freemasonry atau Vrijmetselarij dalam bahasa  Belanda masuk ke Indonesia dengan beragam cara. Terutama lewat lembaga  masyarakat dan pendidikan. Pada mulanya gerakan itu menggunakan kedok  persaudaraan kemanusiaan, tidak membedakan agama dan ras, warna kulit  dan gender, apalagi tingkat sosial di masyarakat. Dalam buku tersebut  disebutkan, meski pada tahun 1961, dengan alasan tidak sesuai dengan  kepribadian bangsa, Presiden Sukarno melakukan pelarangan terhadap  gerakan Freemasonry di Indonesia. Namun, pengaruh Zionis tidak pernah  surut. Hubungan gelap 'teman tapi mesra' antara tokoh-tokoh bangsa  dengan Israel masih terus berlangsung.
  Zionis-Yahudi mengakar kuat di Indonesia. Melalui antek-anteknya  yang ada di Indonesia, mereka berhasil menguasai sektor ekonomi,  terutama bidang perbankan dan merasuki budaya Indonesia. Ridwan Saidi,  sejarawan Betawi, mengaku prihatin dengan kondisi umat saat ini. Sebab,  banyak umat yang masih tidak percaya gerakan Zionis-Yahudi. Bahkan  sebagian kaum Muslimin memandang tudingan gerakan Zionis-Yahudi sebagai  sesuatu yang mengada-ada. Padahal, dampak dari gerakan Zionis ini  sangatlah merugikan kaum Muslimin bahkan umat manusia.
  "Siapa bilang tidak ada gerakan Zionis-Yahudi di sini. Ada  dong, sebab akarnya terlalu kuat di Indonesia. Mereka masuk sejak zaman  Hindia Belanda," ujar pria yang puluhan tahun meneliti dan mengkaji  gerakan Zionis-Yahudi itu. Benarkah akar Zionis-Yahudi begitu kuat di  Indonesia? Apa saja indikasi dan buktinya? Memang, tak mudah melacak  jejak gerakan berbahaya ini di Indonesia. Apalagi selama ini,  Zionis-Yahudi, memang gerakan tertutup. Aktivitas mereka berkedok  kegiatan sosial atau kemanusiaan. Namun sasaran dan tujuannya sangat  jelas: Merusak kaum lain. Ibarat orang yang sedang buang angin dengan  pelan: tercium baunya, tapi tak nampak wujudnya. Tidak mudah mengendus  dan mendeteksi mereka. Namun dengan membuka-buka catatan sejarah, kabut  dan misteri seputar jarigan Zionis-Yahudi di Indonesia akan terbuka  lebar.
  Gedung Bappenas 
 
Gedung BAPPENAS, dulu Loji Adhucstat 
  Gedung dan bangunan ternyata tak hanya memiliki estetika, namun  juga menyimpan sejarah peradaban, tak terkecuali gerakan Zionis-Yahudi  di Indonesia. Dari sejumlah dokumen sejarah, tidak sedikit gedung-gedung  yang berdiri dan beroperasi saat ini yang ternyata dulunya pernah  menjadi pusat pengendali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia. Satu di  antaranya adalah gedung induk yang saat ini dipakai pemerintah untuk  kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jalan Taman  Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. 
  Dalam buku "Menteng Kota Taman Pertama di Indonesia" karangan  Adolf Hueken SJ, disebutkan, awalnya gedung yang kini berperan penting  merencanakan pembangunan Indonesia itu adalah bekas loge-gebouw, tempat  pertemuan para vrijmetselaar (kaum Freemason). Loge-gebouw atau rumah  arloji sendiri adalah sebuah sinagoga, tempat peribadatan kaum Yahudi.  Dulu, kaum Yahudi memakainya untuk tempat "sembahyang" atau "ngeningkan  cipta" kepada Tuhan. Karena tempat itu sering dipergunakan untuk  memanggil-manggil roh halus, maka masyarakat Indonesia sering menyebut  loge atau loji sebagai rumah setan.
  Sementara Vrijmetselarij adalah organisasi bentukan Zionis-Yahudi  di Indonesia (Dulu Hindia Belanda). Ridwan Saidi dalam bukunya "Fakta  dan Data Yahudi di Indonesia" menuliskan bahwa pimpinan Vrjmetselarij di  Hindia Belanda sekaligus adalah ketua loji. Vrijmetselarij bukanlah  organisasi yang berdiri sendiri. Ia merupakan bentukan dari organisasi  Freemasonry, sebuah gerakan Zionis-Yahudi internasional yang  berkedudukan di London, Inggris.
  Pada tahun 1717, para emigran Yahudi yang terlempar ke London,  Inggris, mendirikan sebuah gerakan Zionis yang diberi nama Freemasonry.  Organisasi inilah yang kini mengendalikan gerakan Zionis-Yahudi di  seluruh dunia. Bandingkan lambang Freemason (di sisi kiri) dengan  lambang VOC (di sisi kanan) yang memiliki kemiripan. Dalam kenyataannya,  gerakan rahasia Zionis-Yahudi ini selalu bekerja menghancurkan  kesejahteraan manusia, merusak kehidupan politik, ekonomi dan sosial  negara-negara yang di tempatinya. Mereka ingin menjadi kaum yang  menguasai dunia dengan cara merusak bangsa lain, khususnya kaum  Muslimin. Mereka sangat berpegang teguh pada cita-cita.
  Tujuan akhir dari gerakan rahasia Zionis-Yahudi ini, salah  satunya, adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di  Masjidil Aqsha, daerah Al-Quds yang sekarang dijajah Israel. Target  lainnya, mendirikan sebuah pemerintahan Zionis internasional di  Palestina, seperti terekam dari hasil pertemuan para rabbi Yahudi di  Basel, Switzerland. Seperti disinggung di atas, gedung Bappenas memiliki  sejarah kuat dengan gerakan Zionis-Yahudi. 
  Tentu, bukan suatu kebetulan, jika lembaga donor dunia seperti  International Monetary Fund (IMF) yang dikuasai orang-orang Yahudi  sangat berkepentingan dan menginginkan kebijakan yang merencanakan  pembangunan di Indonesia selaras dengan program mereka. Satu per satu  bukti kuatnya jejak Zionis-Yahudi di Indonesia bermunculan. Jejak mereka  juga nampak di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat dengan berbagai  gedung pencakar langitnya. 
  Menurut Ridwan Saidi, semasa kolonial Belanda, Jalan Medan Merdeka  Barat bernama Jalan Blavatsky Boulevard. Nama Blavatsky Boulevard  sendiri tentu ada asal-usulnya. Pemerintah kolonial Belanda mengambil  nama Blavatsky Boulevard dari nama Helena Blavatsky, seorang tokoh  Zionis-Yahudi asal Rusia yang giat mendukung gerakan Freemasonry.
  Siapa Blavatsky?
 
 Helena Blavatsky
  Pada November 1875, pusat gerakan Zionis di Inggris, Fremasonry,  mengutus Madame Blavatsky—demikian Helena Balavatsky biasa disebut—ke  New York. Sesampainya di sana, Blavatsky langsung mendirikan perhimpunan  kaum Theosofi. Sejak awal, organisasi kepanjangan tangan Zionis-Yahudi  ini, telah menjadi mesin pendulang dolar bagi gerakan Freemasonry. Di  luar Amerika, sebut misalnya di Hindia Belanda, Blavatsky dikenal  sebagai propagandis utama ajaran Theosofi. Pada tahun 1853, saat  perjalanannya dari Tibet ke Inggris, Madame Blavatsky pernah mampir ke  Jawa (Batavia). Selama satu tahun di Batavia, ia mengajarkan Theosofi  kepada para elite kolonial dan masyarakat Hindia Belanda. Sejak itu,  Theosofi menjadi salah satu ajaran yang berkembang di Indonesia. Salah  satu ajaran Theosofi yang utama adalah menganggap semua ajaran agama  sama. Ajaran ini sangat mirip dan sebangun dengan pemahaman kaum liberal  yang ada di Indonesia. 
  Menurut cerita Ridwan Saidi, di era tahun 1950-an, di Jalan  Blavatsky Boulevard (kini Jalan Medan Merdeka Barat) pernah berdiri  sebuah loji atau sinagoga. Untuk misinya, kaum Yahudi memakai loji itu  sebagai pusat kegiatan dan pengendalian gerakan Zionis di Indonesia.  Salah satu kegiatan mereka adalah membuka kursus-kursus okultisme  (pemanggilan makhluk-makhluk halus). "Jika saat ini saham mayoritas  Indosat dikuasai Singtel, salah satu perusahaan telekomunikasi Yahudi  asal Singapura, maka itu sangat wajar. Sebab dulunya Indosat adalah  sinagoga dan kembali juga ke sinagoga," ujar mantan anggota DPR yang pernah menginjakkan kakinya ke Israel tersebut.
  Tradisi Merantau
  Sudah menjadi tradisi hidup kaum Zionis-Yahudi untuk merantau.  Tidak ada daerah yang tidak mereka rambah. Di luar Jakarta, kaum Yahudi  menetap di daerah Bandung, Jawa Barat. Pengamat Yahudi asal Bandung, HM  Usep Romli mengatakan, mereka masuk Bandung sejak tahun 1900-an. Untuk  meredam resistensi masyarakat Bandung, mereka masuk melalui jalur  pendidikan dengan berprofesi sebagai guru. Kebanyakan dari mereka adalah  pengikut aliran Theosofi, kaki tangan gerakan Freemasonry  Internasional. 
  Tempat kumpul mereka berada di sebuah rumah yang terletak di dekat  Jalan Dipati Ukur. Masyarakat menyebut rumah itu sebagai rumah setan. "Dulunya,  kawasan Dipati Ukur adalah tempat tinggal orang-orang Belanda dan  tempat berkumpulnya kaum terpelajar, baik dari Belanda maupun pribumi.  Itulah kenapa jika ditengok kawasan Dipati Ukur saat ini, banyak sekali  berdiri lembaga-lembaga pendidikan, termasuk Universitas Padjajaran  (Unpad). Namun saya tidak tahu di mana tepatnya markas kaum Theosofi  tersebut," ujar Usep. 
  Pada dasarnya, mereka tidak mengalami kesulitan menjajakan  pemahamannya karena berpenampilan lembut, sopan dan ramah. Karenanya  banyak masyarakat yang simpati dan tertarik dengan mereka. Sampai-sampai  banyak masyarakat mengultuskan ucapan dan ajaran mereka, hingga  mengikuti ritual agama Yahudi. "Tanpa disadari ajaran Zionis masuk ke  hati dan pikiran masyarakat Bandung dan tumbuh menjadi suatu ajaran yang  kuat," tandas Usep. Khusus di Surabaya, kaum Yahudi membentuk komunitas  sendiri di beberapa kawasan kota lama, seperti Bubutan dan Jalan Kayon.  Di Jalan Kayon No 4, Surabaya, hingga kini berdiri sebuah sinagog,  tempat peribadatan kaum Yahudi. Selama ini gerakan mereka tidak mudah  terdeteksi masyarakat karena mereka berkedok yayasan sosial dan amal. 
  Antek-Antek
  Panah beracun Zionis-Yahudi terus dilepaskan dari busurnya dan  terus mengenai sasarannya. Setelah menunggu satu dekade, kini mereka  sedang memanen buahnya. Melalui antek-anteknya di Indonesia, kaum  Zionis-Yahudi "menyetir" dunia politik, sektor ekonomi, terutama bidang  perbankan dan jaringan telekomunikasi. Transaksi saham menjadi modal  ampuh mengendalikan Indonesia. Singtel, perusahaan telekomunikasi milik  orang Yahudi yang berkedudukan di Singapura misalnya, tahun lalu,  berhasil menguasai kepemilikan PT Indosat, sebagaimana diungkapkan  Ridwan Saidi. Mereka berhasil menjadi pemegang saham terbesar dan berhak  mengatur arah kebijakan Indosat ke depan. Komunikasi Indonesia, melalui  Indosat misalnya, dalam kendali Yahudi?
 

 Bandingkan lagi logo Indosat (di sebelah kiri) dengan logo bintang  David sebagai lambang negara Israel (di sebalah kanan) yg mirip  bentuknya. Hal serupa terjadi dalam dunia pemberitaan. Bhakti Investama,  sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya milik George Soros, seorang  Yahudi yang pada tahun 1998 mengacak-acak ekonomi Indonesia. Dengan  membeli saham, dia mulai memasuki industri media di Indonesia Ritel juga  menjadi sasaran utama mereka. Philip Morris, sebuah perusahaan rokok  dunia milik seorang Yahudi asal Amerika menguasai kira-kira sembilan  puluh persen saham perusahaan rokok PT Sampoerna. Ia pun berhak  mengendalikan bisnis perusahaan rokok ternama di Indonesia itu. 
  Bidang budaya tak luput dari garapan mereka. Untuk menjauhkan  Islam dari agamanya, mereka masuk ke dalam kebatinan Jawa. Kuatnya akar  Freemasonry dapat dilihat dari mantra-mantra memanggil roh halus atau  jin yang memakai bahasa Ibrani, bahasa khas kaum Yahudi. Bau  Zionis-Yahudi juga tercium tajam di dunia perjudian. Dadu yang sering  dipakai dalam permainan judi bermata hewan Zionis. "Ini fakta. Oleh  sebab itu saat menerima laporan dari bawahannya tentang kuatnya akar  Zionisme-Yahudi di Indonesia, Hitler, pemimpin NAZI langsung mengirim  pasukannya ke Hindia Belanda untuk memerangi mereka," ujar Ridwan.  Jelas, gerakan Zionis-Yahudi bukanlah gerakan fiktif atau mengada-ada.  Ia benar-benar nyata dan terus akan bergerak sampai cita-citanya  tercapai: Menguasai dunia.
  Di bawah ini beberapa bukti bahwa kehadiran mereka di Indonesia  sejak dari zaman VOC sampai sekarang masih berkesinambungan, bahkan  semakin jelas eksistensi mereka seperti nampak dalam simbol-simbol yang  merupakan bukti peninggalan dan kehadiran mereka.
 
 Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia yang telah direnovasi dengan  tema sentral CAHAYA (Lucifer). Dari atas terlihat bagai sebuah mata  (Horus) di pusat Ibukota. (Sumber Google Earth)
 
 Serupa Tapi Tak Sama 
 
 Peta pusat wilayah elit Menteng, Jakarta Pusat setelah diputar 180  derajat, di mana sebelah bawah adalah arah utara. Salah satu bangunan  yang berada di dalam kepala binatang bertanduk atau Baphomet adalah  lokasi Loji Adhucstat atau yang kini dijadilan Gedung BAPPENAS 
 

 Tugu Monumen Nasional. Obelisk 
  Obelisk 
 Obelisk sebagai simbol dominasi Iblis atas bumi ini, kehadiran  beberapa obelisk tertentu (di lokasi tertentu juga) merupakan "tanda  tangannya". Diketahui bahwa obelisk di Washington DC merupakan simbol  penguasaan Iblis atas EKONOMI dunia; obelisk di Luxor, Mesir, merupakan  simbol penguasaan Iblis atas PEMERINTAHAN dunia; dan obelisk di Vatican,  Roma - Italia, merupakan simbol penguasaan Iblis atas AGAMA dunia.  Ekonomi, Pemerintahan, dan Agama dunia penguasaannya diwakili oleh  ketiga obelisk tersebut.
  Penjelasan detail mengenai hal tersebut akan mencengangkan  siapapun. Bahwa benda-benda mati yang disembah dan dihormati ternyata  berunsurkan kekuatan-kekuatan spiritual yang tidak main-main, dan  dipercaya (sebagai tradisi ritual) oleh mereka yang dianggap sangat  "berwawasan sekuler" sekalipun. Dan obelisk adalah salah satunya, bukan  satu-satunya. Masih begitu banyak "kehadiran" yang misterius disekitar  kita, bahkan hal-hal yang telah akrab dalam kehidupan sehari-hari kita,  seperti misalnya Rotary dan Lions Club.
  Rotary Club dan Lions Club 
 
Rotary Club didirikan di kota Chicago, pusat Zionis Internasional,  terletak di wilayah Illionis, negara bagian Amerika Serikat, dikepalai  oleh Paul Harris. 
  Rotary sebenarnya adalah pengganti dari organisasi rahasia  Freemason yang diharapkan dapat menghilangkan salah paham dan  menunjukkan kepada umum bahwa tujuan club tersebut adalah untuk  menyuburkan pengabdian kepada masyarakat yang dapat dilakukan oleh para  anggotanya di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing, baik pada  tingkat nasional maupun intemasional. Selain itu juga hendak menampakkan  kegiatan kemanusiaan, guna menciptakan hubungan baik di antara berbagai  macam golongan dan untuk membuktikan bahwa club tersebut hanya semata  melakukan kegiatan kemanusiaan, kebudayaan, dan sosial, dan menjauhkan  diri dari masalah keagamaan serta politik. 
  Kata Rotary oleh para anggotanya ditafsirkan dengan pengertian  bergilir atau bergantian. Karena para anggota bergantian untuk ditempati  pertemuan. Padahal tujuannya yang tersembunyi adalah bahwa kata Rotary  ini dimaksudkan sebagai ganti dari Freemason karena rahasianya pernah  terbongkar pada konggres Zionis di Basel, Switzerland pada tahun 1897  dan juga telah tersebarnya rahasia Protokol para tokoh Zionis.
  Seandainya kata Rotary kita artikan dengan bergilir, maka di sini  kata bergilir itu mempunyai pengertian mengitari titik pusat, dan titik  pusatnya ini adalah Haikal Sulaiman, yang merupakan bangunan suci bagi  kaum Freemason yang terletak di kota Quds (Yerussalem). Pertemuan  pertama di adakan di tengah-tengah sejumlah besar anggota Yahudi  Freemason.
 
 Lions Club didirikan oleh Malvin Joqes, seorang pengacara Amerika.  Lions Club mengadakan konggres pertama tahun 1918 yang dihadiri oleh 22  orang Yahudi Freemason. Konggres ini diadakan di kota Chicago.  Orgamsasi ini merupakan bagian dari gerakan Zionis dan  Freemason. Kedudukan kantor Lions Club berada di pusat Rotary Club dan  kantor cabang Bahaiyah Amerika. Kemudian pusat Lions Club pindah ke New  York lalu ke Washington, yang merupakan pusat-pusat kegiatan Yahudi.
  Kata Lions berarti singa, maksudnya pengawal Haikal dan penjaga  bangunan Haikal Sulaiman yang berada di salah satu bagi Masjidil-Aqsha.  Organisasi ini merupakan gerakan baru Freemason yang tujuannya sama  dengan Freemason. Tetapi secara formal Lions Club menyatakan bahwa  tujuan organisasinya ialah untuk memberi pelayanan kepada masyarakat dan  saling memupuk saling pengertian internasional: Slogan ini merupakan -  kata-kata yang manis, tetapi mengandung tujuan-tujuan rahasia yang  berbahaya. Tujuan rahasia itu ialah merealisir impian Zionis dan  Freemason untuk memusnahkan semua bangsa dan pemerintahan non-Yahudi,  kemudian mendirikan pemerintahan Yahudi Internasional.
  Bila kita telusuri di Internet dengan search engine Google untuk  mengetahui keberadaan Rotary dan Lions Club di Indonesia, kedua club  tersebut sudah ada di bebarapa kota besar seperti Jakarta, Bandung,  Surabaya, Medan, Bali, Jogya, Semarang dan Medan dan Palembang 
  Sekedar untuk mengingatkan kita kembali bahwa Freemasonry  merupakan nama baru dari sebuah perkumpulan rahasia penyembah setan  tertua, didirikan oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada 37 M dan  dalam perjalanannya yang sangat panjang, pada tahun 1777 diinfiltrasi  oleh Bavarian Illuminati dan akhirnya pada tanggal 16 Juli 1782  bertempat di Wilhelmsbad dikukuhkan penyatuannya dengan pengaruh  Illuminati mendominasi perkumpulan rahasia tersebut.
  Counter culture
 Bidang budaya yang mereka garap dewasa ini a.l. melalui musik, olah  raga yang disponsori pabrik rokok yang notabene sudah dikuasai 90%  sahamnya oleh Phillip Morris, getol mengadakan berbagai event dan  nampaknya mereka berhasil melakukan counter culture merubah pola-pikir  dan akhlak generasi muda menjauh dari ajaran Islam, termasuk  menyebar-luaskan miras, narkoba dan pornografi yang dalam skala dunia  dikuasai Yahudi (0,001% dari jumlah penduduk dunia) bertanggungjawab  atas penyebar-luasan 90% pornografi, seperti diterbitkannya majalah  Playboy dalam bahasa Indonesia, menyeruaknya kasus video mesum Luna Maya  – Ariel termasuk upaya-upaya mereka yang boleh dibilang berhasil,  penyedia permainan-permainan, rekreasi-rekreasi pengumbaran hawa nafsu  dlsb dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian orang, yang dalam  melaksanakannya dibantu peran media massa dan pers yang 95% lebih sudah  dikuasai Zionis, sebagaimana ditegaskan dalam Bab 12 dan 13 The  (Decoded) Illuminati’s Protocols of the Learned Elders of Zion. Metal Blogspot
Agen Judi Online
BalasHapusAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate